Tarianadat Sulawesi Selatan adalah tari manimbong yang hanya dipertunjukkan ketika upacara adat Rambu Tuka. Salah satu tari tradisional yang amat sangat terkenal di Sulawesi Selatan. 10 Tari adat Sulawesi Selatan Beserta Penjelasannya. Tari adat Sulawesi Selatan ini bernama tari gandrang bulo yang berasal dari dua kata yakni gandrang dan bulo. Tarianadat tradisional daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) dan gambar serta keterangan (penjelasannya) adalah informasi seputar budaya yang menjadi bagian dari negara Indonesia. Sama dengan tarian Sulawesi lainnya, tarian dari Sulawesi Tengah juga mempunyai ragam cerita. Dari mulai cerita rakyat, cerita perjodohan sampai cerita penyamnutan tamu dan Penampilantarian ini dalam acara hiburan bertujuan untuk menunjukkan kesenian khas dari Sulawesi Selatan. Para penari selain menggunakan pakaian yang menarik juga menggunakan berbagai aksesoris. Misalnya konde tusuk emas, gelang, anting dan kalung. Gambar Tari Kipas Pakarena Nahpada kesempatan kali ini sedikit menjelaskan mengenai tarian adat yang berasal dari provinsi Sulawesi Selatan lengkap dengan gambar dan penjelasannya. Daripada berlama-lama berikut penjelasan dari tari tradisional Sulawesi Selatan. Daftar Isi [ show] 1 Tarian Adat Pa'Gellu. Salahsatu kekayaan budaya di Sulawesi Tengah adalah dengan tari-tarian tradisional yang akan dijelaskan di bawah ini. Daftar Isi Tarian Sulawesi Tengah : 1. Tari Dero atau Madero. 2. Tari Pamonte. 3. Tarian Adat Pontanu. 4. Tari Raigo. 5. Tari Balia. 6. Tari Dopalak. 7. Tari Jepeng. 8. Tari Pepoinaya. 9. Tari Anitu. 10. Tari Posisani. 17Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan Penjelasannya By Yogi Rahmad Posted on July 26, 2019 Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi yang memiliki ragam tarian daerah yang khas. Ibu kotanya adalah kota Palu dengan luas wilayahnya 61.841,29 km², dan jumlah penduduknya 3.222.241 jiwa. Tari Lulo atau yang biasa disebut dengan Tari Molulo adalah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini merupakan tarian tradisional dari masyarakat Suku Tolaki yang dilakukan secara beramai-ramai atau masal dan dapat dilakukan oleh seluruh kalangan baik itu kaum pria maupun kaum wanita, tua maupun muda. Tariandari Sulawesi Tenggara ini merupakan tarian tradisional Suku Tolaki yang dilakukan secara massal baik pria atau wanita untuk acara pernikahan adat, panen raya dan perayaan adat lainnya. Dengan iringan alat musik tradisional dan lagu adat, para penari akan saling berpegangan tangan dan membentuk formasi lingkaran yang diwariskan turun temurun hingga sekarang. TarianSulawesi Selatan beserta gambarnya yang akan kami ulas adalah tari pa'pangngan yang umumnya dilakukan para gadis cantik memakai pakaian gelap atau hitam serta ornamen khas Toraja seperti kandaure. Pangngan Ma adalah menari ketika menerima tamu kehormatan sekaligus menyambut kata kata Tana Mo Pangngan Mali'ki, yaitu: Kisorong sorong mati Tarikabasaran merupakan tarian Sulawesi utara jenis tarian perang masyarakat Minahasa. Tari ini umumnya dilakukan para penari pria memakai baju perang lengkap dengan senjata seperti tombak, perisai dan juga pedang. Dari catatan sejarah, tarian daerah Sulawesi utara ini sering dilakukan prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari berperang. KTfvlvw. Sulawesi Tengah adalah sebuah provinsi yang memiliki ragam tarian daerah yang khas. Ibu kotanya adalah kota Palu dengan luas wilayahnya km², dan jumlah penduduknya jiwa. Selain dikenal dengan lagu daerahnya yang berjudul Tananggu Kaili, Sulawesi Tengah juga siap mengenalkan nama – nama tarian daerahnya, mulai dari tarian adat yang sering dilakukan, sampai dengan yang jarang dilakukan. Tarian adat daerah Sulawesi Tengah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tarian nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Dengan adanya tarian adat ini, maka secara langsung membuktikan bahwa Indonesia memang kaya akan khazanah budaya dan tidak bisa dinila dengan materi semata. Budaya seni tari sebagai warisan dari para lelhur dahulu harus dijasa sampai kapan pun juga. Kita tidak mau budaya asing menggempurnya. Harus ada proteksi untuk menghalau budaya asing. Banyak pesan moral yang disampaikan dari pertunjukan sebuah tari. Begitu pula dengan tarian adat Sulawesi Tengah ini. Ada banyak cerita dibaliknya, apakah cerita tentang kehidupan sosial, kisah asmara di zaman dahulu, atau cerita dan kisah perang yang heroik dengan properti senjata tradisional turut ditampilkan. Sebelumnya, kami sudah menulis beberapa artikel tentang kesenian tari daerah, seperti tarian adat Sulawesi Barat dan tari adat khas Maluku. Dan kami juga sudah menulis tarian adat Bali dan tarian adat Kalimantan Timur. Antara satu artikel dengan artikel yang lain kami yakin akan saling melengkapi dan menjadi arsip digital pada laman internet. Oke, langsung saja kita kupas satu persatu tentang tarian adat daerah Sulawesi Tengah. Simak berikut ini informasinya. 1. Tari Adat Doplak 2. Tari Adat Peule Cinde 3. Tari Adat Lumense 4. Tari Adat Baliore 5. Tari Adat Raego 6. Tari Adat Dopalak 7. Tari Adat Moraego 8. Tari Adat Balia 9. Tari Adat Torompio 10. Tari Adat Pajoge Sebagai Sarana Sarana Penghubung Antara Raja & Sarana Dekatkan Diri Raja Kepada Rakyat 11. Tari Adat Pamonte 12. Tari Adat Jepeng 13. Tari Adat Pontanu 14. Tari Adat Posisani 15. Tari Adat Anitu Membentuk dua deretan ke belakang Tangan penari diletakkan disebelah penari lainnya 16. Tari Adat Dero 17. Tari Adat Pepoinaya Gallery 17 Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan PenjelasannyaRelated posts 1. Tari Adat Doplak Tari adat Doplak ini ditarikan sebanyak 7 orang penari wanita yang terdiri dari seorang yang berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Sedang keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Sekilas, pesan yang disampaikan pada tari Dopalak yaitu menggambarkan bagaimana ketujuh orang tersebut datang membawa dulang, usai itu palima maju terlebih dahulu untuk menyelidiki tempat yang mengandung emas, kemudian diikuti oleh penari lainnya. Kemudian, mereka semua mulai mengambil pasir yang bercampur emas, lalu pekerjaan mendulang dimulai dengan memakai selendang sebagai penyaring. Hasil saringan berupa emas dimasukkan ke dalam dulang untuk dibawa pulang. 2. Tari Adat Peule Cinde Tari Adat Peule Cinde Silontong Tari adat Peule Cinde ada beberapa versi sejarah pada masanya sendiri. Sebenarnya, Tari adat ini persis dengan tarian yang lainnya, ada kemungkinan besar bila Tari Peule Cinde bisa berkembang di setiap era, karena penggunannya yang khusus untu penyambutan tamu terutama tamu tamu yang dianggap agung. Puncak pementasan Tari Peule Cinde adalah dengan menaburkan bunga bunga kepada para tetamunya. Untuk era kekinian, tari Paule Cinde dapat difungsikan untuk menyambut tamu seperti bupati, walikota atau gubernur dari daerah lain yang ada di pulau Sulawesi atau luar Sulawesi. 3. Tari Adat Lumense Tari Adat Lumense Blogger Tari adat Lumense merupakan sebuah tarian yang asalnya dari daerah Tokotu’a. Lumense memiliki arti sebagai terbang tinggi. Kabarnya, tari Lumense sudah ada pada jaman pra sejarah. Tetapi gerakan tari Lumense jaman sekarang, sudah tidak sama dengan Tari Lumense jaman dahulu, karena pada setiap era pasti ada perubahan, baik pada gerakan atau pada kustom yang dikenakan. Pada umumnya, Tari Lumense dilaksakan atau digelar untuk menyambut tamu pada pesta pesta rakyat. Jumlah penari yang berperan biasanya penari perempuan yang berjumlah 12 orang, 6 orang berperan sebagai laki-laki dan 6 lainnya berperan sebagai perempuan. Meski semua penari adalah kaum hawa, namun Tari Lumense merupakan tarian yang melambangkan pasangan antara pria dan wanita. 4. Tari Adat Baliore Tarian adat Baliore menceritakan tentang kelincahan gadis – gadis Sulawesi Tengah yang bergembira saat pesta panen tiba. Dalam pertunjukkannya, mereka menari-nari dengan lincahnya. Hentakan ritmis tetabuhan, terutama gendang semakin menambah dinamisnya tarian ini. Tari ini merupakan tari kreasi yang diangkat dari Dingkula. Selain gerakannya, tarian ini mempunyai keunikan pada pakaian dan aksesorisnya. Pada pakaian penari Baliore terdiri atas blus lengan pendek berwarna hijau modifikasi baju poko’ yang dihiasi dengan benang kuning. Pada bagian bawah memakai celana yang panjangnya 3/4 yang dalam bahasa Kaili disebut Puruka Pajana, berwarna hitam dihiasi benang emas. Sebagai pelapis pinggul digunakan rok pendek yang dalam bahasa Kaili disebut Ro’mbuku, warnanya merah dan kuning serta memakai ban pinggang yang dalam bahasa Kaili disebut Pende, berwarna hitam yang bersulamkan benang emas. 5. Tari Adat Raego Tari Adat Raego Sportourism Kesenia tari Raego merupakan sejenis tarian untuk menyambut kepulangan para pahlawan dari medan perang. Para pahlawan yang pulang sudah dipastikan membawa kemenangan atas musuhnya. Beberapa syarat dalam melakukan tarian ini, yaitu para penari diantaranya meminta restu kepada pemangku adat, setelah itu mencari wanita pasangan menari yang belum menikah. 6. Tari Adat Dopalak Tari Adat Dopalak diperankan sebanyak 7 orang penari wanita, seorang diantaranya berperan sebagai palima yaitu kepala penari. Keenam penari lainnya disebut dayang-dayang. Iringan musik tari Dopalak adalah seperangkat kakula, durasi waktu pertunjukkan ini biasanya kurang lebih 7 tujuh menit. 7. Tari Adat Moraego Tari adat Moraego yang berasal dari Sulawesi Tengah ini merupakan tarian yang masih udentik dengan peperangan. Penari tampil dengan tema yang mirip dengan suasan perang. Suasana heroik dipertontonkan oleh mereka kepada para penonton yang hadir. Tidak tahu apakah sekarang tarian ini masih dipertunjukkan lagi. Karena sekarang sudah tidak ada perang seperti zaman dahulu kala. Para pasukan angkatan bersenjata kita hari ini lebih kepada menjaga kedaulatan negara di daerah tertentu. Haruskah jenis tarian ini dilakukan modifikasi? 8. Tari Adat Balia Tari adat Balia etnis Tari adat Balia merupakan sejenis tarian yang erat dengan kepercayaan animism, yakni pemujaan terhadap benda keramat, khususnya yang berhubungan dengan pengobatan tradisional terhadap seseorang yang terkena pengaruh roh jahat dari alam gaib. Arti dari Balia ialah tantang dia Bali = tantang, ia = dia, yang artinya melawan setan yang telah membawa penyakit dalam tubuh manusia. Balia sendiri dinilai sebagai prajurit kesehatan yang mampu untuk memberantas atau menyembuhkan penyakit. Masuk atau tidaknya makhluk-makhluk tersebut ditentukan oleh irama pukulan alat musik tradisional Gimba gendang, Lalove seruling yang mengiringi jalannya upacara adat ini. 9. Tari Adat Torompio Tari Adat Torompio deskgram Tari adat Torompio mempunyai arti adalah ā€œangin berputarā€. Tari ini menggambarkan seorang yang sedang jatuh cinta. Ini terlihat dengan gerakan tarian yang dinamis dengan gerakan berputar-putar. Ini juga kenapa tarian ini disebut juga Torompio. Cinta yang dimaksdukan ialah gelora cinta kasih untuk semua kehidupan, seperti cinta tanah air, cinta sesama umat, cinta kepada tamu-tamu menghargai tamu-tamu dan lain sebagainya. Hanya saja, yang lebih menonjol ialah cinta kasih antar sesama remaja atau muda-mudi, sehingga tarian ini lebih dikenal sebagai tarian muda-mudi. Pada pertunjukkannya, tarian Torompio sangat ditentukan oleh syair lagu pengiring yang dinyanyikan oleh penari dan pengiring tari. Pada zaman dahulu kala, gerakan tarian ini secara spontan oleh para remaja dengan jumlah yang tidak terbatas. Tempat yang dipakai ialah halaman terbuka, seperti halaman rumah atau tempat tertentu yang agak luas. Dan undangan yang hadir, para penontonnya muda-mudi yang berdiri dan membentuk lingkaran, karena tari ini didominasi oleh komposisi lingkaran dan berbaris. 10. Tari Adat Pajoge Tari Adat Pajoge Blogger Tari adat Pajoge adalah tarian tradisional yang berasal dari lingkungan istana kerajaan dimasa lalu. Tari ini ditarikan ketika hendak pelantikan sang raja. Para penari terdiri atas tujuh orang penari wanita dan penari pria. Bisa disimpulkan, bahwa fungsi tari adat Pajoge adalah Sebagai Sarana Hiburan Hiburan adalah hak rakyat dan sebagai raja yang berkuasa di suatu wailyah sudah sewajarnya menyajikan hiburan kepada rakyatnya. Tari adat Pajoge adalah salah satu hiburan yang dibuat oleh raja di masa lagu Sarana Penghubung Antara Raja & Rakyat Dalam kehidupan biasa, mungkin ada sarana lain yang dapat menghubungkan raja dengan rakyat. Hanya saja dalam jumlah yang massal, sarana tari inilah yang bisa dipakai. Karena digelar diruang yang luas sehingga dapat menampung banyak undangan dari berbagai lapisan masyarakat. Sarana Dekatkan Diri Raja Kepada Rakyat Suasana hiburan tidalah bersifat formal karena lebih nyantai. Dalam suasana santai ini, sangat efektif dipakai untuk membangun kedekatan hubungan sang raja dengan rakyat secara emosional. 11. Tari Adat Pamonte Tari Adat Pamonte Antaranews Pamonte memiliki arti menuai padi. Tari adat Pamonte khas khas daerah Sulawesi Tengah ini menggambarkan kegiatan para petani pada saat musim panen padi tiba. Tampak mereka memetik dan menuai padi secara bergotong-royong. Pesta panen ini dikenal dengan adat vunja yakni tradisi masyarakat setempat dalam mensyukuri keberhasilan panen yang diraih bersama. Pada tarian ini tampak jelas proses pengolahan padi menjadi beras yang siap untuk dimasak. Mulai dari padi dipetik, menumbuk sampai menapis. Gerakan tari Pamonte sendiri mengikuti syair lagu yang dinyanyikan oleh seorang yang ditugaskan. Persis seorang petani, para penari memakai topi caping dalam tarian. Pakaian tari Pamonte pada umumnya terdiri dari kebaya berwarna Merah dan dihiasi dengan benang emas, serta dilengkapi dengan kerudung warna merah. 12. Tari Adat Jepeng Tari adat Jepeng adalah tarian yang unik dari tarian yang lain. Karena tarian ini bernafaskan Islam. Zaman dulu tari Jepeng cuma ditarikan oleh kaum dewasa secara berpasangan, pada acara pesta perkawinan, khitanan, syukuran dan sebagainya. Tetapi seiring perkembangan zaman, tari ini mulai dikreasikan, sehingga dapat diterapkan oleh perempuan dan pria secara berpasangan. Apakah nafas Islamnya sudah tiada lagi? Pada pagelarannya, tarian adat ini diiringi kesenian marawasi, bersama-sama dengan alat musik tradisional Indonesia lainnya seperti gambus, dan biola viol 13. Tari Adat Pontanu Tari Adat Pontanu nosararasulteng Tari adat Pontanu ini menceritakan tentang cara menenun yang dilakukan oleh gadis-gadis Kaili. Bahan yang ditenun adalah kain sarung Donggala atau yang lebih dikenal dengan Buye Sabe. Dunia mengakuinya, bahwa sarung Donggala mempunyai motif warna yang indah diperkaya dengan sulaman benang emas membuat sarung Donggala dikenal dimana-mana sebagai tenunan khas Sulawesi Tengah. Keindahan itu tidak lengkap jika hanya dilihat saja, maka pada zaman dulu dibuatlah tarian yang bernama tarian Pontanu guna mengabadikannya.. 14. Tari Adat Posisani Tari Adat Posisiani Youtube Tari adat Posisani memiliki pengertian yaitu perkenalan. Tari adat ini menggambarkan realitas kegembiraan kaum muda-mudi pada acara pesta. Semuanya mengekspresikan gembiranya bersama sambil menari dan menyanyi. Sebagian wanita menari dengan memainkan kerincing. Pada momen inilah mereka berkenalan antara satu dengan yang lainnya, kemudian mereka menemukan pasangan hidup. . 15. Tari Adat Anitu Tari adat Anitu dikenal di daerah Kulawi dan Palu Kabupaten Donggala. Jumlah penarinya mencapai 6 orang wanita. Hal yang penting diperhatikan pada formasi tarian Adat Anitu, yaitu Membentuk dua deretan ke belakang Keenam penari membuat formasi 2 dua barisan dari depan kebelakang. Siapa yang menempati posisi depan dan belakang sudah disiapkan pada mereka latihan. Sehingga sudah mahir saat pertunjukkan dan tidak terjadi kesalahan. Tangan penari diletakkan disebelah penari lainnya Posisi tangan harus serentak pada bahu penari yang berada disebelahnya. Kemudian gerakan membuka dan menutup telapak tangan juga dilakukan secara berulang – ulang. Aksi ini akan terlihat sering dilakukan pada tari ini. Selain itu, ada pula gerakan tangan seperti menumbuk dan mengayunkan kedua tangan sambil memegang ujung selendang. 16. Tari Adat Dero Nama lain tari adat Dero adalah Modero. Tari tradisional ini dikenal sebagai tari persahabatan yang biasa dilakukan banyak orang dengan formasi melingkar. Selain itu, tari ini juga dikenal sebagai tari perdamaian yang ada di Sulawesi Tengah. Hal ini terlihat jelas pada gerakan tarinya, yakni, para peserta tari saling berpegangan tangan yang menandakan rasa persatuan dan persahabatan, meskipun sebelumnya belum saling mengenal. Pada umumnya, tarian ini diiringi organ tunggal dengan dua orang penyanyi. Tari Dero bukan warisan leluhur. Seni tari ini ada ketika zaman Jepang di perang dunia ke II. Saat ini tari Dero telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih popular bagi para pemuda sebagai sarana mencari pasangan di suatu keramaian. 17. Tari Adat Pepoinaya Tari adat Pepoinaya adalah tari pengucapan syukur atas segala berkah dan karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Ada yang bilang bahwa tari ini merupakan pengembangan dari upacara adat Wurake dari Kabupaten Poso. Tari Pepoinaya memakai busana daerah Kecamatan Lore Selatan Kabupaten Poso yang disebut Baju Bada. Pakaian ini terdiri dari blus lengan pendek sebatas siku bahasa Bada Kaeva berwama merah muda yang diaplikasi dengan pita warna-warni. Pada bagian bawah, menggunakan rok bersusun dua bahasa Bada Wini berwarna biru, yang diaplikasi dengan Pita wama merah dan merah muda. Baca Pengertian Seni Tari Demkian uraian tentang tarian adat daerah Sulawesi Barat ini kami sampaikan. Semoga memberikan banyak manfaat kepada Anda. Jangan lupa share kepada teman-teman. Sampaikan kritik dan saran Anda pada kolom komentar. Gallery 17 Tarian Adat Daerah Sulawesi Tengah, Gambar dan Penjelasannya - Seperti daerah lain di Indonesia, Provinsi Sulawesi Utara memiliki beragam hasil budaya yang khas. Tak hanya menarik, namun hasil budaya dari masyarakat yang berkembang sejak masa lalu ternyata masih terjaga dan dilestarikan hingga juga 6 Tari Tradisional Kalimantan Timur, dari Tari Datun Ngentau hingga Tari Punan Letto Beberapa hasil budaya dari Sulawesi Utara antara lain rumah adat, pakaian adat, serta berbagai seni pertunjukkan. Baca juga 8 Tari Tradisional Aceh, dari Tari Saman hingga Tari Rapa’i Geurimpheng Seni pertunjukan asal Sulawesi yang bersumber dari budaya dan adat setempat diantaranya adalah seni tari tradisional. Baca juga 10 Tari Tradisional Bali, dari Tari Kecak hingga Joged Bumbung Tari Tradisional Sulawesi Utara Berikut adalah beberapa tari tradisional asal Sulawesi Utara yang masih banyak dipelajari dan ditampilkan sampai saat ini. 1. Tari Sasambo Tari Sasambo adalah tari tradisional asal Sulawesi Utara yang ditarikan menggunakan iringan tagonggong. Dilansir dari laman Kemendikbud, Sasambo adalah puisi yang terdiri atas dua baris mengandung arti sebenarnya dan arti kiasan, yang mulanya brisi doa dan pujian kepadda Tuhan. Tarian ini bermula dari sebuah kebiasaan yang dilakukan setelah selesai upacara adat yang dilanjutkan dengan menyanyi sasambo dengan iringan tagonggong atau mesambo ringangu metagonggong. Tari Sasambo dilakukan secara berkelompok dengan peran sebagai mesasambone penyanyi, penabuh tagonggong, para penari, dan seorang pemimpin grup. 2. Tari Mopotobong Tari Mopotobong adalah tari tradisional Bolaang Mongondow yang ditarikan secara berkelompok. Dilansir dari laman Kemendikbud, Tari Mopotobong terinspirasi dari gerak nelayan menangkap ikan di laut. Iringan Tari Mopotobong menggunakan bunyi gendang, tolu, dan irama seruling, serta syair lagu rakyat dalam bahasa daerah. 3. Tari Jongke Tari Jongke adalah tari tradisional asal Sulawesi Utara yang diangkat dari kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu. Dilansir dari laman Kemendikbud, Tari Jongke dibawakan oleh 6 hingga 8 orang wanita. Tarian ini menceritakan keseharian di mana anak-anak membutuhkan kehadiran pengasuhan dan pendidikan. Meski merupakan sebuah tari hiburan, terdapat pesan yang tersirat dari Tari Jongke agar orang tua harus menjadi teladan bagi Tari Mosaw Tari Mosaw yang juga dikenal sebagai tari pengawal istana adalah tari tradisional Bolaang Mongondow. Dilansir dari laman Kemendikbud, tarian ini dimainkan oleh 4 pasang penari pria dan wanita, serta seorang pemimpin. Tari Mosaw menggunakan iringan alat musik tradisional seperti gendang, kolintang,dan gong. Makna dari Tari Mosaw adalah untuk memupuk rasa kebersamaan yang penting dimiliki dalam kehidupan. 5. Tari Mopotilo Tari Mosaw adalah tari tradisional Bolaang Mongondow yang berasal dari kebiasaan masyarakat saat menerima tamu. Dilansir dari laman Kemendikbud, masyarakat setempat kerap menggunakan sirih pinang sebagai suguhan untuk menghormati tamu yang datang. Dari kebiasaan tersebut kemudian digambarkan sebagai rangkaian gerak tari yang indah. 6. Tari Kalibombang Tari Kalibombang adalah tari pergaulan dari daerah Bolaang Mongondow yang ditarikan oleh muda-mudi. Dilansir dari laman Kemendikbud, cerita dalam tari Kalibombang diangkat dari kisah cinta antara seorang pemuda yang bernama Oyotang dengan Putri Kalibombang. Istilah Kalibombang sendiri merupakan simbol dari seorang putri yang cantik rupawan, selalu tersenyum, memiliki sifat keibuan, anggun dan menawan, sehingga banyak laki-laki tertarik padanya. Maksud dari tarian ini adalah untuk mengenang peristiwa sakral dalam cerita tersebut agar tidak mudah dilupakan oleh masyarakat. 7. Tari Melasai Tari Mesalai adalah tari tradisional asal Sulawesi Utara yang ditarikan oleh kaum lelaki. Dilansir dari laman Kemendikbud, Tari Mesalai ditampilkan untuk melengkapi keramaian di saat pelaksanaan tari Gunde. Biasanya tarian ini dilakukan pada saat acara syukuran perkawinan, mendirikan rumah, menurunkan perahu baru, dan masih banyak lagi. 8. Tari Kabela Tari Kabela adalah tari dari daerah Bolaang Mongondow yang menggambarkan budaya makan sirih dan pinang. Dilansir dari laman Kemendikbud, gerak dan lirik tari Kabela mengungkapkan wujud penghormatan kepada seseorang tamu yang datang berkunjung Nama tari Kabela disematkan karena sirih dan pinang yang disuguhkan kepada tamu diletakkan di dalam Kabela. Tari Kabela biasanya ditarikan oleh tiga orang penari wanita yang memakai pakaian adat Bolaang Mongondow. Sementara tiga orang pria lengkap dengan pakaian adat akan berperan sebagai penabuh gendang dan peniup suling. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Tarian Sulawesi Utara – Sulawesi Utara merupakan provinsi yang memiliki suku dan etnis beragam seperti 4 suku mayoritas Suku Gorontalo, Suku Minahasa, Suku Sangihe Talaud dan juga Suku Bolaang Mangondow. Ada begitu banyak warisan budaya yang bisa diangkat dari daerah ini, namun dalam kesempatan ini akan kami jelaskan tentang beberapa tarian khas serta gambar tarian Sulawesi Utara untuk menambah wawasan anda seputar wawasan nusantara. Daftar Nama Tarian Sulawesi UtaraTari KabasaranTari KatriliTari MahambakTari TumatendenTari TatangesanTari PasasanggaramaTari MokosambeTari MaengketTari Gunde Tari Kabasaran Tari kabasaran merupakan tarian Sulawesi utara jenis tarian perang masyarakat Minahasa. Tari ini umumnya dilakukan para penari pria memakai baju perang lengkap dengan senjata seperti tombak, perisai dan juga pedang. Dari catatan sejarah, tarian daerah Sulawesi utara ini sering dilakukan prajurit Minahasa sebelum atau sepulang dari berperang. Para penarinya sendiri harus keturunan penari kabasaran sebelumnya sebab keluarga penari umumnya mempunyai senjata khusus yang akan diwariskan turun menurun. Karena sifat tari yang sakral, maka tari kabasaran tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan. Untuk sekarang, tari ini dikembangkan menjadi tari pada upacara adat, penyambutan dan juga acara budaya lain seperti penghormatan pada leluhur yang sudah gugur di medan perang. Nama tarian ini memiliki arti ayam jantan dimana bagi masyarakat Minahasa, ayam jantan adalah simbol keberanian atau kejantanan. Ini bisa dilihat dari wajah para penari yang menampilkan ekspresi garang dan gagah berani. Kata wasal yang disebut dengan kawasalan berarti menari seperti ayam jantan ketika sedang bertarung. Dengan berkembangnya bahasa Melayu Manado, maka kawasalan berubah menjadi kata kabasaran yang juga memiliki arti sama. Tari Katrili Tari katrili yang merupakan tarian dari Sulawesi Utara ini masuk dalam jenis tari pergaulan atau tari hiburan. Tarian akan dilakukan pria dan wanita yang menjadi perpaduan dari budaya Eropa dengan budaya Minahasa sehingga jika dilihat tampak seperti tarian modern namun sudah ada sejak dulu. Tari katrili menurut sejarah sudah ada sejak bangsa Spanyol dan Portugis datang ke Sulawesi Utara untuk membeli hasil bumi. Karena hasil yang didapat sangat banyak, maka mereka merayakannya dengan menggelar pesta meriah serta tarian berpasangan antara pria dan wanita. Mereka juga mengajak pribumi khususnya Suku Minahasa untuk ikut dalam perayaan dan semakin lama menjadi kebiasaan para masyarakat meski bangsa Spanyol dan Portugis sudah pergi sehingga tercipta tari katrili yang diambil dari bahasa Eropa Quadrille. Tari Mahambak Tari mahambak merupakan tari tradisional anak Suku Bantik yang bersifat massal dan dilakukan penari pria dan wanita. Dalam tarian tradisional Sulawesi utara ini, para penari akan melakukan gerakan yang khas diiringi dengan nyanyian adat bertema persatuan dan kerukunan masyarakat Suku Bantik. Suku Bantik menurut sejarah terpencar di beberapa daerah Sulawesi Utara seperti Molas, Malalayang, Boyong serta daerah lain. Media komunikasi yang sulit saat itu membuat pertemuan menjadi hal yang berharga dan dirayakan dengan menari tarian mahambak. Tarian mahambak memiliki arti bergembira dan bersukacita yang juga mengandung nilai persatuan dan kebersamaan. Tari Tumatenden Nama tarian Sulawesi Utara selanjutnya adalah tari tumatenden yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa. Tarian ini bercerita tentang kisah cinta seorang petani dengan bidadari yang kemudian dikemas dalam bentuk tarian diiringi dengan musik tradisional tanpa dialog. Jika dilihat dari fungsi, tarian ini berguna sebagai hiburan atau pertunjukkan masyarakat, Gerakan dalam tarian memberi gambaran tentang kehidupan dalam cerita sehingga bisa lebih mudah dimengerti sekaligus dinikmati. Tari Tatangesan Tari tatangesan adalah tarian di Sulawesi Utara yang bercerita tentang perjuangan masyarakat desa ketika melawan bajak laut Mindanou yang datang dari perairan Filipina. Bajak laut tersebut sering mengganggu aktivitas masyarakat sehingga semangat untuk melawan para bajak laut dikobarkan dengan syair dan lagu berjudul kiting kiting. Gerakan dalam tarian ini merupakan perpaduan unsur nilai sejarah dengan tradisi kebudayaan masyarakat Minahasa yang dituang dalam 9 karakteristik gerakan berpadu dengan musik etnis khas Minahasa dengan pola komposisi dasar 3 nada. Tarian biasanya dilakukan 9 orang atau lebih oleh wanita dan pria dengan iringan alat musik seperti suling bambu, kolintang, tambur, momongan dan juga tetengkoren. Tari Pasasanggarama Ini merupakan tarian di Sulawesi utara yang lebih tepatnya berasal dari Kabupaten Talaud. Tarian tradisional ini diangkat dari cerita masyarakat Talaud untuk menggambarkan tatanan hidup sosial dulu kala sehingga terkenal dengan semboyan kebersamaan, sansiote sampate pateā€. Unsur kebersamaan kemudian diekspresikan dalam gerakan dari para penari beserta musiknya. Kata pasasanggarama sendiri berarti saling memberikan tumpangan antara yang satu dengan yang lain. Ketika ditampilkan, tarian Sulawesi utara ini dilakukan 24 pasang pria dan wanita yang diiringi alat musik tradisional seperti tambur, gitar dan keroncong. Tari Mokosambe Tarian asal Sulawesi Utara ini berasal dari Bolaang Mengondow yang diciptakan Hazard Simanon dan sumbe cerita rakyat Bapak Bernard Ginupit. Tarian ini diangkat dari kisah 7 putri atau bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi di lereng Gunung Kamasaan di Kec. Sang Tombolang Bolaang Mongondow. Salah satu sayap dari putri tersebut direbut putra Raja bernama Mokosambe sehingga putri bernama Bua Poyandi tidak bisa kembali ke khayangan. Putri kemudian dipersunting Mokosambe dan ada juga penghuni goa yang ternyata memiliki niat sama untuk mempersunting putri bungsu dan akhirnya kisah tersebut dijadikan sebuah tari bernama tari mokosambe. Tari Maengket Tarian maengket Sulawesi Utara lebih tepatnya berasal dari Manado dimana maengket berarti engket yakni mengangkat tumit kaki naik turun. Dengan tambahan ma di depan kata engket, maka bisa diartikan sebagai menari dengan naik dan turun. Ini menjadi tarian tradisi masyarakat Minahasa yang masih ada hingga sekarang dan sudah dikenal sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian. Dulu tari ini dilakukan ketika panen sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan. Tari maengket terdiri dari 3 babak yakni Maowey Kamberu, Marambak dan juga Lalayaan. Maowey kamberu merupakan tarian yang dilakukan untuk ucapan syukur atas panen berlimpah. Sedangkan marambak merupakan tarian yang memperlihatkan semangat bergotong royong sekaligus menjadi lambang muda mudi Minahasa yang sedang mencari pasangan. Tari Gunde Tari gunde merupakan tarian Sulawesi utara lebih tepatnya dari daerah Sangihe yang biasa ditarikan oleh para wanita dengan gerakan khas serta musik tradisional. Dalam bahasa setempat, gunde memiliki arti pelan atau lambat yang terlihat dari gerakan lemah gemulai dalam tarian ini sebagai lambang kesucian dan kelembutan seorang wanita. Untuk masyarakat Sangihe, tarian ini menjadi tarian yang sakral dan memiliki filosofi tersendiri untuk mereka. Dulu tarian ini digunakan untuk penyembahan pada Genggona Langi yakni sang pencipta alam yang juga menjadi tarian istana karena sering dipertunjukkan di lingkungan istana. Para penari akan melewati proses seleksi sehingga hanya penari terbaik yang bis menarikan tarian daerah Sulawesi Utara ini dan harus masih gadis. Para penari nantinya akan memakai busana adat yang disebut dengan Laku Tepu terdiri dari baju panjang dan kain sarung khas Sangihe. Untuk rambut akan digelung dan dihiasi dengan mahkota kecil. Sementara untuk aksesoris menggunakan anting, gelang, kalung dan kain selempang serta membawa sapu tangan selama melakukan gerakan tarian.